
Jakarta, 13 Mei 2025 — Upaya integrasi antara moda transportasi dan kawasan hunian kembali diperkuat oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Melalui Daerah Operasi 1 Jakarta, KAI mulai menguji coba akses baru Stasiun Tanjung Barat yang terkoneksi langsung dengan Apartemen Samesta Mahata pada Kamis, 8 Mei 2025. Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung pola hidup urban yang makin dinamis dan praktis.
Akses tambahan ini merupakan bagian dari pendekatan Transit Oriented Development (TOD), yang dirancang untuk memberikan kemudahan mobilitas bagi masyarakat, khususnya para penghuni hunian di sekitar stasiun. KAI terus berinovasi agar pelayanan kepada pengguna Commuter Line makin efisien dan nyaman.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengungkapkan bahwa peningkatan akses merupakan respons terhadap perubahan mobilitas masyarakat di perkotaan. “Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan kemudahan akses, seiring meningkatnya kebutuhan transportasi berbasis rel,” ujarnya.
Akses ini juga dirancang sebagai langkah strategis untuk mengatur alur pergerakan penumpang dan meningkatkan kapasitas layanan, mengingat meningkatnya jumlah perjalanan Commuter Line di lintas Bogor. Berdasarkan data internal, perjalanan KRL pada lintas tersebut meningkat dari 384 menjadi 392 perjalanan antara tahun 2024 dan 2025.
“Sepanjang 2025, jumlah perjalanan KRL Bogor Line meningkat dari 384 perjalanan pada 2024 menjadi 392 perjalanan, mencerminkan pertumbuhan kebutuhan masyarakat akan moda transportasi massal yang cepat dan terjangkau. Akses baru ini diharapkan dapat memperlancar pergerakan penumpang, khususnya dari kawasan hunian yang terintegrasi langsung dengan stasiun, sekaligus mengurangi beban kepadatan di pintu utama pada jam sibuk,” jelas Anne.
Uji coba dilakukan selama dua jam, dari pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, dengan pengawasan langsung oleh petugas. Evaluasi awal menunjukkan adanya tambahan waktu tempuh sekitar enam menit bagi pengguna dari titik hunian ke peron. Namun, kenyamanan jalur masuk alternatif yang lebih tenang menjadi nilai tambah yang diapresiasi oleh sejumlah penumpang.
Dari sisi statistik, Stasiun Tanjung Barat terus mengalami peningkatan volume pengguna. Tahun 2023 mencatat 4,28 juta pengguna, dan naik menjadi 5,07 juta gate in dan 4,93 juta gate out pada 2024. Sementara itu, dalam kurun Januari hingga April 2025, jumlahnya telah mencapai lebih dari 1,69 juta gate in dan 1,66 juta gate out. Hal ini memperkuat urgensi pengembangan akses tambahan.
Sejumlah masukan juga datang dari pengguna, khususnya agar gate baru dapat difungsikan untuk dua arah, yakni tap in dan tap out, demi kelancaran mobilitas saat jam sibuk. Di sisi lain, sempat terjadi gangguan teknis pada escalator yang tidak berfungsi optimal pada saat krusial.
“Di sisi lain, KAI mencatat adanya gangguan teknis pada escalator yang sempat tidak berfungsi saat jam sibuk. Petugas teknis segera melakukan penanganan di lapangan, dan KAI menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Peningkatan keandalan fasilitas akan menjadi prioritas dalam penyempurnaan tahap selanjutnya,” tukas Anne.
Permintaan terhadap layanan Commuter Line di lintas Bogor memang terus meningkat. Dalam empat bulan pertama 2025 saja, tercatat lebih dari 5,79 juta penumpang gate in dan 5,75 juta gate out. Kenaikan ini melanjutkan tren positif dari 2023 dan 2024.
“Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 Bogor Line mencatat 17.124.802 gate in dan 17.276.284 gate out, meningkat dari total volume penumpang sebanyak 15.530.705 pada tahun 2023. Kenaikan dua tahun berturut-turut ini mencerminkan tren mobilitas masyarakat yang semakin bergantung pada moda transportasi massal berbasis rel di area ini,” kata Anne.
Ke depan, KAI akan terus melakukan evaluasi terhadap efektivitas implementasi akses baru ini dengan memanfaatkan data lapangan dan masukan dari pengguna maupun pengelola kawasan. Langkah ini menjadi bukti bahwa peningkatan layanan bisa dilakukan secara bertahap dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Bagi KAI, peningkatan layanan tidak selalu harus diwujudkan melalui ekspansi besar, melainkan lewat langkah-langkah yang terukur, berbasis data, dan berangkat dari aspirasi pelanggan,” tutup Anne. (Redaksi)